–Obituari–

Firasat Testimoni Singkat Rahmad

“Tolong kirim foto juga ya Cak.” Demikian salah satu penggalan dialog chat WA yang terjadi bulan Juni 2023. Saat itu, saya menghubunginya untuk kepentingan testimoni promo prodi. Tak berapa lama, sebuah foto dikirimkan juga melalui WA. Tak terlalu pangling dengan foto yang barusan saya terima. Tak jauh beda dengan sosok yang sempat saya jumpai terakhir tahun 2021 lalu. Saat itu memang kita janjian ketemu di salah satu Café di Jalan Palagan, Ngaglik, Sleman. Semenjak lulus  tahun 2019, alumni Prodi AP Universitas Widya Mataram angkatan 2014 ini lebih banyak beraktivitas di Jakarta.

Sekali lagi tidak ada yang ganjil dengan foto yang dikirimkan. Di foto itu, dia mengenakan kemaja pendek berkelir putih. Peci hitam khas warga NU menghiasi kepalanya. Namun dalam chat itu saya sempat ‘protes’. Yang jadi ketidakpuasan saya karena dia memberikan testimoni hanya tiga kata. Ini testimoni yang sangat singkat. Ini sangat berbeda dengan alumni lain yang juga menyumbangkan testimoni hingga tiga paragraf panjangnya.

“Ok, nanti sedikit saya kembangkan, ya,” ucap saya merespon testimoninya yang super singkat itu.

Oh, mungkin testimoni singkat itu bisa jadi sebuah tanda atau firasat. Ya, setengah tidak percaya, saya menerima kabar duka itu dari Renando  Adam (AP 2015). Dia mengabarkan jika Rahmad meninggal dunia karena sakit pada 20 November 2023. Kabar duka ini juga terkonfirmasi dari Fathurahman alumni AP yang sama-sama berasal dari Madura. Almarhum selama kuliah dikenal sebagai aktivis mahasiswa. Sebelum lulus 2019, Rahmad pernah menjabat Presiden BEM UWM. Pengalaman itu lah yang kemudian membawanya berkarir sebagai staf ahli anggota DPR di Senayan.

Selamat jalan Rahmad……. (haj)

Alumni dan Mahasiswa AP Siap Bersaing di Pemilu 2024

Yogyakarta

KPU merilis Daftar Caleg Sementara (DCS) Pemilu 2024 untuk meminta tanggapan masyarakat. Jika tidak ada persoalan, nama-nama yang masuk dalam DCS selanjutnya ditetapkan sebagai Daftar Caleg Tetap (DCT). Daftar DCS yang dirilis KPU terdapat nama-nama yang merupakan alumni maupun mahasiswa Prodi Administrasi Publik (AP) Universitas Widya Mataram (UWM). Mereka merebutkan kursi DPR dan DPRD Provinsi di sejumlah wilayah di Indonesia.

Pertama adalah Dahlan Jamaludin yang merupakan alumni Prodi AP lulusan tahun 2005. Pria kelahiran Meukho Kuthang, 26 Agustus 1980 ini sebelumnya merupakan ketua DPR Aceh Periode 2019-2023. Dahlan yang sebelumnya politisi  Partai Aceh, kini berganti baju PDI-P dan maju di DPR pusat. Dahlan maju di Dapil Aceh I.

Alumni kedua yang akan berlaga di Pemilu 2024 adalah Indaus Gwijangge. Indaus yang baru lulus tahun 2023 ini ikut memperebutkan kursi DPRD Provinsi Papua Pegunungan. Pria yang tinggal di Jayawijaya ini maju dari Partai UMMAT dan mendapatkan nomer urut 2.

”Jika terpilih nanti saya akan meningkatkan kesejahteran dan pembangunan masyarakat. Baik di bidang ekonomi maupun infrastruktur, khususnya bagi masyarakat Papua Pegunungan,” ucap Indaus saat dihubungi Sabtu 26/8/2023.

Tak hanya alumni, dalam  DCS Pemilu 2024 ini  terdapat nama mahasiswa aktif Prodi Administrasi Publik. Mahasiswa tersebut adalah Ekky Vinalia Christina. Ekky saat ini tercacat sebagai mahasiswa kelas sore angkatan 2021. Berdasarkan data yang diakses di https://infopemilu.kpu.go.id/Pemilu/Dcs_dprprov, Ekky maju di DPRD Provinsi DIY dari Dapil Bantul I. Politisi Gerindra ini mendapatkan nomor urut 2.

Menanggapi sejumlah alumni dan mahasiswa masuk dalam DCS Pemilu 2024, Kaprodi Administrasi Publik, SL. Harjanta mengatakan, jika hal tersebut sudah sesuai dengan profil lulusan prodi yang ada di kurikulum.

”Selain menjadi administrator (ASN), peneliti, komisioner lembaga negara hingga konsultan, lulusan Prodi Administrasi Publik juga disiapkan sebagai politisi,” pungkasnya. (haj)

Kena Random Checking, Jepang Trip Selanjutnya (2-Habis)

Yogyakarta

Traveling ke luar negeri sendirian tidak selalu menyenangkan. Ada risiko-risiko yang harus ditanggung. Ini juga yang dirasakan staf Tendik Rektorat Universitas Widya Mataram, Sulhan Qumarudin. Dia mengaku punya pengalaman tidak mengenakkan saat melancong ke luar negeri belum lama ini. Pengalaman pahit itu adalah terkena random security checking.

Ya, random checking memang menjadi salah satu momok menakutkan bagi kalangan traveler. Sebab jika apes, risiko terburuknya hingga deportasi. Pengalaman yang membuat jantung Sulhan dag dig dug ini saat dia tiba di Hongkong, Mei 2023 lalu. Petugas imigrasi memeriksa secara khusus sesaat tiba di bandara.

”Salah satu pengalaman tidak mengenakan ya kena random checking. Sepertinya petugas curiga karena saya hanya berpergian sendiri,” ucap Sulhan.

Beruntung, Sulhan lolos dan tidak sampai dipulangkan ke Indonesia. Yang menyelamatkan dalam pemeriksaan itu karena dia menyimpan uang cash sebesar 2.000 Hong Kong Dollar. ”Saya nyimpan uang cash yang cukup. Sehingga petugas percaya,” tambah Sulhan saat berbincang di ruang kerja Kaprodi Administrasi Publik, belum lama ini.

Meski berangkat sendiri, di sejumlah negara tujuan dia bertemu dengan banyak traveler untuk bersama-sama menikmati tempat wisata. ”Pengalaman yang menyenangkan ya bisa bareng-bareng dengan turis dari negara lain. Saat itu saya gabung dengan turis dari Maroko,” bebernya lagi.

Dalam perjalan wisata ke luar negeri pada Mei 2023 lalu, dia mengunjungi empat negara.  Di Singapura, dia berkunjung ke Merlion Park, Marina Bay Sands, Masjid Sultan, Orchard Road dan Jewel Changi Airport. Sedangkan tujuan wisata ke Hongkong dia menikmati Victoria Bay, Avenue of Stars Hongkong, Victoria Peak, Kowloon Walled City Park, Ladies Market dan Nathan Road. Largo de Senado, Ruins of St. Paul, Venetian Macao Casino, Parisian Macao, The Londoner Macao adalah destinasi yang ada di Macau. Sementara saat di Malaysia dia berkunjung ke  Petronas Twin Towers (KLCC), Bukit Bintang, Batu Caves, Dataran Merdeka Kuala Lumpur dan Kasturi Walk.

Lantas, berapa biaya yang dikeluarkan saat berkeliling ke empat negara tersebut? Sulhan mengaku menyiapkan budget sekitar Rp8 juta yang bersumber dari tabungannya.  ”Trip selanjutnya insyaAllah pengen ke Jepang,” tutupnya. (haj)

Sulhan, Tendik Traveler yang Sudah Keliling Empat Negara (1)

Yogyakarta

Rasa ingin tahu mendorong pria lajang ini ingin terus berkeliling mengunjungi berbagai negara. Ya, demikian kesan yang ditangkap saat berbincang dengan Sulhan Qumarudin. Sulhan yang merupakan Tendik/Staf Rektorat Universitas Widya Mataram (UWM) ini mengaku sudah berpergian ke empat negara.

Aktivitas traveling ini dilakukan Sulhan sejak 2019. Hal ini diceritakan saat dia mampir di ruang kerja Kaprodi Administrasi Publik (AP) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol), kemarin. Singapura adalah negara tujuan pertamanya kala itu. Menjelajahi negara kota itu membuat kesan tersendiri  baginya. Maka sejak itu, dia bertekat untuk kembali mengunjungi sejumlah negara Asia lainnya.

”2019 pertama kali ke Luar Negeri. Singapura jadi tujuan saya untuk liburan. Saat itu menginap satu malam di sana lalu kemudian kembali ke Yogyakarta,” ucap Sulhan sembari mengaku dalam perjalan ke luar negeri tersebut dia merogoh kocek sebesar Rp3,5 juta.

Namun, hasrat pria berbadan kurus ini untuk melanjutkan liburan ke sejumlah negara lain harus ditahan. Seperti diketahui pandemi covid-19 melanda sejumlah negara. Ini pula yang membuat Sulhan harus menunda keinginannya untuk kembali traveling ke luar negeri.

Kesempatan untuk melanjutkan liburan ke luar negeri akhirnya datang. Di bulan Mei 2023, pemuda asal Kasihan, Bantul ini kembali mencatatkan perjalanan ke sejumlah negara di Asia. Pada kesempatan kedua ini, ada empat negara yang dikunjunginya. Negara tersebut adalah Singapura, Malaysia, Hongkong dan Macau. Dua negara terakhir merupakan daerah administrasi khusus yang memiliki pemerintahan, bendera dan mata uang sendiri yang berbeda dengan China.

Lantas tempat-tempat wisata apa saja yang dia kunjungi? Dan bagaimana kisah mengesankan hingga menegangkan selama dia traveling ke luar negeri? Cerita selanjutnya bisa disimak ditulisan berikutnya (bersambung). (haj)

Helat Musjur, Himap Angkat Isu Soliditas dan Integritas

Yogyakarta-

Himpunan Mahasiswa Administrasi Publik (HIMAP) mengadakan acara Musyawarah Jurusan (Musjur), Kamis, 10/08/2023. Acara yang berlangsung di Ruang Nehru, Kampus 1 UWM ini mengangkat tema  “Mempertahankan Kepengurusan yang Solid dan Berintegritas”.

Acara yang diikuti 23 orang calon pengurus baru dengan sistem offline dan online ini juga dihadiri, Dekan Fisipol, Dr Martadani Noor,  SL Harjanta Selaku Kaprodi Administrasi Publik dan  Ketua HIMAP Periode 2022-2023 Bela Novia Astuti. Dalam kesempatan itu, Martadani menyampaikan pesan tentang pentingnya mahasiswa untuk mempertahankan kepengurusan yang solid dan berintegritas dengan cara mematuhi aturan-aturan yang berlaku di universitas.

”Integritas menjadi hal penting yang senantiasi harus dipupuk dan dimiliki oleh seluruh mahasiswa. Sebab dalam praktiknya saat ini, elit yang mengelola negera, sebagian ada yang mengalami krisis integritas,” ucap Martadani.

Sementara itu, Nugroho Dwisatria Semesta selaku Ketua Pelaksana berharap Musjur bisa menciptakan regerasi di tubuh HIMAP yang lebih baik. ”Saya harapkan HIMAP ke depan bisa lebih  dapat menjembatani seluruh aktivitas dan kreativitas mahasiswa Prodi Administrasi Publik melalui kegiatan yang positif,” jelasnya.

Dalam Musjur ini  membahas GBHO GBHK HIMAP dan juga memilih ketua yang baru. Ananda Fikri Sulistyo berhasil terpilih untuk menjadi Ketua HIMAP periode selanjutnya. (fer)

Angkat Pemikiran Ki Hajar Dewantara, Ananda Dkk Lolos PKM AI

Prestasi membanggakan kembali diraih Ananda Fikri Sulistyo. Mahasiswa Program Studi (Prodi) Administrasi Publik (AP) angkatan 2021 ini, bersama sejumlah mahasiswa lainnya berhasil lolos dalam kompetisi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Tahun 2023. Ananda Dkk lolos pada skema Artikel Ilmiah (AI).

Dalam kompetisi ini, tim pengusul mengangkat judul Pemikiran Pendidikan Ki Hajar Dewantara Pembentuk Dasar Karkater Peserta Didik Menuju Standar Profesionalisme Global. Ananda memberikan penjelasan mengapai tim pengusul mengangkat tema tersebut. Menurut mahasiswa semester 4 ini beralasan, pemikiran Ki Hajar Dewantara yang populer selama ini yang Tut Wuri Handayani. Padahal menurutnya, pemikiran atau nilai lain yakni Ing Ngarsa Sung Tuladha dan Ing Madya Mangun Karsa, menjadi pemikiran penting.

“AI yang kami ajukan berbasis riset. Setelah menentukan tema kemudian mengambil data ke lingkungan pendidikan di bawah Yayasan Ki Hajar Dewantara. Untuk menggali data kami datang ke SD-SMA dan SMK di bawah Yayasan Ki Hajar Dewantara di Yogyakarta,” ucapnya.

Selain tema, Ananda membagikan tips sukses lolos PKM AI ini. Menurutnya, kesesuaian format yang sudah ditentukan menjadi kunci keberhasilan. “Jadi tim beberapa kali melakukan revisi terkait dengan format yang sudah ditentukan,” tambahnya.

Kesuksesan dalam PKM ini menurut Ananda tidak lepas dari peran dosen pembimbing. Dalam pengajuan skema AI ini bertindak sebagai dosen pembimbing, Dr. Oktiva Anggraini. Selain Ananda, tim dalam PKM ini adalah Nugroho Dwisatria Semesta (Prodi AP), Diajeng Sekar Baiti (Prodi AP), Marsyanda Salsya Irawan (Prodi AP) dan Nurul Uyun (Prodi Ilkom). (haj)

Prodi Administrasi Publik Rilis Tresna Widya

Memasuki tahun ajaran baru, Tresna Widya bisa menjadi referensi bagi calon mahasiswa yang ingin melanjutkan studi di Yogyakarta. Dalam karya produksi Prodi Administrasi Publik (AP) Universitas Widya Mataram (UWM) ini menceritakan, bagaimana kehidupan dua orang mahasiswa (Widya-Maldika) yang sama-sama memilih jurusan yang sama di sebuah kampus. Keduanya menjadi mahasiswa yang menonjol. Namun, Widya-Maldika sempat diterpa konflik hingga salah satu dari mereka lulus duluan. Meski begitu, mereka tetap menjaga persahabat dan mendukung satu sama lain.

Demikian diceritakan SL. Harjanta dalam acara Screening Tresna Widya yang belangsung di Ruang Sidang Kampus Terpadu Universitas Widya Mataram, kemarin. Harjanta menambahkan, Tresna Widya merupakan sebuah karya adaptasi dari lagu dan video klip Kalih Welasku-Denny Caknan.

”Tresna Widya ini bisa menjadi referensi bagai calon mahasiswa yang ingin melanjutkan studi di Yogyakarta. Karena dalam cover video klip ini menceritakan bagaimana kehidupan mahasiswa, gambaran kondisi kampus hingga perjuangan untuk bisa sukses,” ucap dosen Prodi AP yang saligus menjadi produser dalam karya  ini.

Acara screening sendiri dihadiri Rektor Rektor UWM, Prof. Edy Suandi Hamid, Wakil Rektor III, Puji Qomariah, M.Si, Dekan Fisipol, Dr. As Martadi Noor dan sejumlah mahasiswa yang terlibat produksi. Dalam kesempatan itu, Prof. Edy memberikan apresiasi atas pemutaran cover video klip tersebut. ”Selamat dan penghargaan atas karya yang berhasil dibuat. Terus tingkatkan skill, sehingga karya berikutnya lebih baik lagi. Moga ini diikuti bidang atau unit lain di UWM,” ucapnya.

Karena jadi ajang sharing dan juga diskusi, dalam kesempatan itu, Dr. Martadani memberikan masukan terkait ketajaman konflik. Konflik dalam sebuah film maupun video klip menjadi daya tarik bagi penonton. ”Secara umum bagus dan menarik. Masukkan saya, konfliknya harus lebih tampak lagi,” tambahnya.

Di tempat sama, salah satu pemeran, Maldika Ageng menceritakan pengalamannya terlibat dalam produksi Tresna Widya. ”Bagian yang paling menarik adalah saat belajar tari dan juga membatik. Ini pengalaman baru sekaligus bisa menggambarkan jika UWM benar-benar kampus berbasis budaya,” ucap mahasiswa Prodi AP ini.

Selanjutnya Tresna Widya bisa dinikmati penonton melalui media sosial (IG, Youtube) Prodi Administrasi Publik dan juga PMB UWM. (haj)

Dosen Prodi Administrasi Publik: Jelang Pemilu, Pemuda Harus Kritis dan Cerdas

Suara pemuda dan pemilih pemula sangat menentukan dalam Pemilu 2024 mendatang. Karena memiliki pengaruh dalam pemilu, kalangan pemilih pemula diharapkan kritis dan cerdas. Sikap ini diperlukan agar Pemilu 2024 menghasilkan pemimpin yang berkualitas. Baik yang duduk di eksekutif maupun legislatif.

Demikian disampaikan SL.Harjanta, Dosen Prodi Administrasi Publik Universitas Widya Mataram (UWM) di hadapan peserta sosialisasi menjadi pemilih kritis dan cerdas yang berlangsung di Kemantren Umbulharjo, belum lama ini.

Harjanta kemudian mengurai sikap kritis dan cerdas dalam Pemilu 2024. Pertama, pemilih harus tahu siapa yang dipilih, kedua mengetahui visi misi kandidat maupaun partai politik (parpol), ketiga mengetahui track record kandidat.

“Dalam hal track record ini, pemilih perlu melihat apakah kandidat memiliki rekam jejak, misalkan  pernah memperjuangkan kepentingan pemuda atau tidak. Dalam bagian ini juga bisa dilihat apakah kandidat memiliki integritas,” bebernya.

Sikap kritis dan cerdas keempat adalah datang ke TPS untuk menggunakan hak suara. Tak hanya sampai di situ, setelah menggunakan hak suara, pemilih harus mengawal atau mengawasi kinerja  kandidat yang berhasil terpilih.

Selain sikap kritis dan cerdas dalam Pemilu 2024, Harjanta juga membeberkan sejumlah problem dalam penyelenggaran pemilu. Masalah-masalah itu diantaranya problem sosial, structural hingga finansial.

Di tempat sama, Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Umbulharjo, Eddy Nofianto mengatakan, pemuda diminta untuk menggunakan hak pilihnya saat Pemilu 2024 mendatang. Dengan menggunakan hak pilihnya, maka pemuda ikut menentukan pemimpin hingga masa depan bangsa dalam 5 tahun ke depan. (haj)

Dosen Prodi AP Dorong Guru Menulis Jurnal

Kegiatan menulis karya ilmiah merupakan syarat bagi kemajuan profesi guru sekaligus wadah penuangan kemajuan diri guru. Target ini dapat tercapai manakala beberapa faktor pendukung dimiliki, seperti  motivasi kuat dari guru  memanfaatkan peluang  dalam  pengembangan ketrampilan menulis. Demikian disampaikan Dr. Oktiva Anggraini SIP, S.P.d.M.Si, Dosen Prodi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Widya Mataram (UWM) sebagai pemateri  “Teknik Penulisan Karya Ilmiah pada Jurnal Bereputasi” dalam acara  In House Training (IHT) di SMA 1 Gamping Yogyakarta, pada Kamis (8/6).

Lebih lanjut menurut Oktiva, dalam proses belajar mengajar, para guru berinteraksi dengan sains dan obyek penelitian itu sendiri, yakni peserta didik. Dengan demikian, meskipun sibuk, para guru tetap dapat serius mengajar sembari melakukan penelitian kelas pada klas yang diampunya. Keuntungan menarik ini, tidak dimiliki oleh peneliti lain yang tidak memegang kelas. Dari sisi waktu, kegiatan mengajar tidak terganggu, namun proses penelitian dan penuangan hasilnya dalam bentuk jurnal, dapat dilakukan. Ditinjau dari sisi proses dan biaya, guru tidak mengeluarkan budget yang besar dan proses lebih singkat. “Dengan mengingat keuntungan tersebut, guru tidak akan merasa terbebani dengan kegiatan meneliti dan menulis jurnal karena dapat diujudkan dalam rutinitasnya, bahkan hasil riset dapat jadi evaluasi beberapa metode pengajaran yang dibandingkan, sesuai dengan bidang atau masalah yang akan diteliti. Dengan mengingat keuntungan tersebut, guru tidak akan merasa terbebani dengan kegiatan meneliti dan menulis jurnal karena dapat diujudkan dalam rutinitasnya,” tambahnya.

Di sisi lain, posisi dan peran guru yang berinteraksi dengan dunia pendidikan, menjadi bagian kebijakan pendidikan yang dinamis, dapat mendorong ide-ide kreatif guru untuk terus berupaya agar proses belajar mengajar bermutu dan menarik, melalui penelitian.  “Akan lebih bagus lagi, risetnya dilakukan berkelompok sehingga kaya ide, saling melengkapi dan terbangun budaya ilmiah di sekolah”, kata Oktiva yang juga menjabat sebagai Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UWM.

Para guru hendaknya lebih mengoptimalkan  penggunaan media dan teknologi dalam membantu dalam penyelesaian penyusunan monograf, buku ajar dan pembuatan video. “Selain untuk keperluan kenaikan pangkat, peserta didiknya juga akan bangga bila karya ilmiah gurunya menghiasi jurnal-jurnal bereputasi, dan ini menjadi poin bagi sekolah juga” tegasnya.

Mahasiswa Prodi Administrasi Publik Raih Juara 3 Lomba Karya Ilmiah Tingkat Nasional

Tim mahasiswa Prodi Administrasi Publik (AP) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Widya Mataram (UWM) berhasil memperoleh juara 3 LKTN (Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional) yang dilaksanakan pada 27 Mei 2023. Presentasi dilakukan secara daring. Ketua Tim, Ananda Fikri Sulistyo menjelaskan, ketertarikannya mengkaji ketahanan pangan, mendorong timnya mengangkat judul Lorong Sayur sebagai Inovasi Urban Farming Menunjang Ketahanan Pangan (Studi Kasus Program Lorong Sayur di Kemantren Tegalrejo, Yogyakarta. Anggota timnya terdiri dari Nugroho Dwisatria Semesta dan Diajeng Sekar Baiti Jannata Firdaus.
Ketahanan pangan menjadi isu penting dan agenda nasional sekaligus sebagai tujuan Sustainability Development Goals (SDGs). Urban farming menjadi salah satu solusi penanganan ketahanan pangan yang digiatkan di berbagai daerah, termasuk di Kota Yogyakarta. Melalui Program Gandeng-gendong yang diprakarsai penta helix, program urban farming diterapkan di salah satu Kelurahan Kricak melalui Kelompok Tani Dewasa (KTD) “Ngremboko”. Kelompok tani tersebut membangun lorong sayur dalam mengatasi ketahanan pangan, khususnya pada masa pandemi Covid-19.
“Upaya KTD “Ngremboko” cukup gigih dalam mengedukasi anggotanya melakukan berbagai kegiatan seperti pertanian, peternakan dan perikanan. Dengan pelibatan warga dan dirancang secara tepat urban farming dapat mengentaskan permasalahan pada kerawanan pangan,” kata Ananda.
Nugroho menambahkan bahwa inovasi lorong sayur berupa pertanian kota berbasis kearifan lokal dapat menjadi simpul sosial dan memiliki banyak keunggulan bagi penerima manfaat. “Sejumlah manfaat seperti ketahanan pangan skala rumah tangga, kearifan lokal, penguatan lembaga KTD “Ngremboko”, pemanfaatan lahan tidur, pengembangan kewirausahaan warga, pembangunan lingkungan terjaga dan mengeratkan simpul sosial,” katanya.
Dr.Oktiva Anggraini, SIP, M.Si. sebagai dosen pembimbing karya ilmiah mengungkapkan bahwa persiapan tim mahasiswa AP mengikuti lomba cukup matang karena tim melakukan mini riset yang diintegrasikan dengan mata kuliah. “Keberhasilan tim Prodi AP ini diharapkan dapat mendorong mahasiswa lain aktif berkompetisi dalam kegiatan-kegiatan ilmiah serupa,” harapnya.